Nama Latin
Centella asiatica (L.) Urb. (2)
Sinonim
Hydrocotile asiatica L., H. Erecta L.f., H. Hebecarpa D.C., H. Lurida Hance (4)
Nama Daerah
Sumatera : pegaga (Aceh), daun kaki kuda, daun penggaga, rumput kaki kuda, pegagan, kaki kuda (Melayu), pegago, pugago (Minangkabau) Jawa: antanan, cowet gompeng, antanan hener, antanan gede (Sunda), gagan-gagan, ganggagan, kerok batok, panegowang, paniguwang, callingan rambat, pacul gowang (Jawa) Madura : gan gagan (Madura) Nusa Tenggara : bebele (Sasak). Palduh Bali : panggaga (Bali). Maluku: sarowati (Halmahera), kototidi manora (Ternate) Sulawesi: pagaga, wisu-wisu (Makasar), cipubalawo (Bugis), hisu-hisu (Salayar) Irian Jaya: dogauke, gogauke, sandanan (4)
Suku
Apiaceae (1)
Deskripsi Bahan Alam
Terna menahun, batang menjalar, memiliki umbi pendek, percabangan cengan geragih (stolon) tegak, panjang 10-80 cm. Daun tunggal, tersusun dalam roset akar, terdiri dari 2-10 daun, kadang-kadang agak berambut, panjang tangkal daun 1-50 mm, helai daun berbentuk ginjal, panjang 1-7 cm, lebar 1,5-9 cm, tepi daun beringgit sampal bergigi, terutama ke arah pangkal daun. Perbungaan berupa bunga majemuk payung tunggal atau 2-5 payung bersama, payung tunggal tersusun atas 3 bunga, ukuran 3-4 mm, panjang ibu tangkai bunga 5-50 mm, mula-mula tegak kemudian mengangguk, daun pelindung 2-3 helai, tangkai bunga sangat pendek. Daun mahkota ungu sampai dengan pangkal hijau muda, panjang 1-1,5 mm, lebar hingga 0,75 mm. Buah pipih, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih kurang 3 mm, berlekuk dua, jelas berusuk, berwarna kuning kecoklatan, berdinding agak tebal (4)
Bagian yang digunakan
- Herba (1)
Kandungan Senyawa Aktif
- Kadar asiatikosida Tidak kurang dari 0,07% (1). Glikosida asiatikosida, Asam asiatikat (3). Kandungan kimia utamanya adalah triterpena asam asiatat, madekasat dan madasianat, terutama dalam bentuk glikosida, seperti asiatikosida dan madekasosida. Glikosida lainnya adalah indosentelosida, brahmosida, brahminosida, tankunisida, isotankunisida. kandungan kimia non-glikosida antara lain kuersetin, kaemferol, stigmasterol (4). Triterpen: termasuk asam asiatik dan asam mandekasik (6-hidroksi asam asiatik), asam terminolik, serta derivat ester triterpen glikosida: termasuk asiatikosida, asiatikosida A, asiatikosida B dan madekassosida (12).
Nama Simplisia
Centellae Asiaticae Herba (1)
Pemerian Simplisisa
- Berupa batang, helaian daun, bungan dan buah, batang beruas-ruas pendek, berupa stolon, berambut halus, helaian daun yang menggulung dan bekeriput disertai stolon dan tangka daun yang terlepas, bentuk ginjal atau bulat telur, pertulangan daun menjari, pangkal daun berlekuk, tepi beringgit sampai bergerigi, ujung daun membulat atau tumpul, permukaan daun umumnya licin, tulang daun pada permukaan bawah agak berambut; stolon dan tangkai daun berwarna cokelat kelabu, helaian daun hijau kelabu; bau aromatik lemah; mula-mula tidak berasa kemudian agak pahit (2)
Foto Simplisia
Foto Pemerian Simplisia
Kegunaan
- Secara tradisional digunakan pada penderita wasir, nafas berbau tak sedap, sesak nafas, bisul, sakit perut, disentri, batuk, demam, penambah nafsu makan penyakit gangguan hati, pendarahan hidung, sariawan, kejang, sipilis, kecacingan, sebagai penenang, dan membantu memperlancar aliran darah. Untuk pengobatan luar dapat digunakan dalam membantu menyembuhkan luka operasi, luka bakar kecil, keloid, koreng kulit, luka kulit yang sulit sembuh, kulit terkelupas, selulit, dan gatal (4)
- Analgetik dan Antiinflamasi, Antelmintik, Antiagregasi platetelet, Antialergi, Anti pruritus, Antihiperlipidemia, Antihipertensi, Antihiperurikemia, Antikonvulsan, Antimikroba, Antiselulit, Antitukak lambung, Diuretik, Hepatoprotektif, Meningkatkan daya ingat, Penyembuhan luka, Sitotoksik dan Antitumor, Trombolitik (8)
- Penenang, Meningkatkan Daya Ingat, Peluruh Air Seni (11)
- Terapi albinisme, anemia, asma, bronkitis, selulit, kolera, campak, sembelit, dermatitis, diare, pusing, disentri, dismenorea, disuria, epistaksis, epilepsi, hematemesis, wasir, hepatitis, hipertensi, penyakit kuning, keputihan, nefritis, gangguan saraf , neuralgia, rematik, cacar, sifilis, sakit gigi, uretritis, dan varises; dan sebagai agen antipiretik, analgesik, anti-inflamasi, dan "tonik otak". Tapal telah digunakan untuk mengobati memar, patah tulang tertutup, keseleo, dan furunkulosis (9)
- Pegagan banyak digunakan, terutama untuk gangguan dermatologis inflamasi dan untuk membantu penyembuhan bisul dan luka. Ini diterapkan secara eksternal dan diambil secara internal untuk insufisiensi vena dan sebagai imunomodulator dan antioksidan, dan untuk banyak kondisi lain termasuk peningkatan memori, gangguan peredaran darah dan kecemasan. Sejumlah studi farmakologis dan klinis mendukung beberapa kegiatan ini (10)
Kontra Indikasi
Herba pegagan dapat menyebabkan alergi pada pasien yang peka terhadap anggota suku Apiaceae. Sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, serta tidak diberikan pada anak-anak tanpa pengawasan tenaga medis (4)
Efek Samping
Telah dilaporkan terjadinya dermatitis alergi kontak pada penggunaan secara topikal tetapi kapasitas sensitiftasnya rendah (4) Infertilitas, ada kemungkinan teijadi reaksi alergi pada kulit pada penggunaan secara topikal (5)
Interaksi
Terjadinya kasus erupsi pruritus eksematosus pada seorang pasien umur 18 tahun, setelah pemberian salep yang mengandung pegagan, hydrocortisone acetate dan neomysin sulphate. Ekstrak alkohol herba pegagan memperpanjang efek hipnotik sodium phenobarbitone pada tikus dan menurunkan kandungan asetilkolin dan histaminpada otak, sedangkan kandungan katekolamin meningkat. Efek demikian juga terjadi pada sistem saraf pusat dengan adanya klorpromazin dan reserpin. Ekstrak alkohol juga memiliki efek anti-amfetamin dan mengakibatkan hipotermia, menurunkan aktivitas motorik, serta potensial sebagai agen neurole (4). Obat kencing manis, penurun lemak darah, obat penenang dan alkohol (13). Penggunaan bersamaan dengan obat dan herbal penekan sistem saraf pusat (SSP) dapat meningkatkan efek sedasi. Hati-hati pada penggunaan bersama obat antiplatelet seperti aspirin karena pegagan memiliki aktivitas antiagregasi platelet. Pegagan juga dilaporkan memiliki interaksi dengan efedrin, teofilin, atropin dan kodein (6). Hati-hati pada pengunaan bersama obat antiplatelet lainnya seperti aspirin karena memiliki aktivitas anti agregasi platelet. Pegagan dapat menurunkan efektifitas obat antidiabetes atau antihiperlipidemia. Dilaporkan memiliki interaksi dengan efedrin, teofdin, atropin dan kodein (7).
Referensi
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017)."Farmakope Herbal Indonesia Edisi II"
- Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2010)."Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima Edisi Pertama"
- Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2008)."Acuan Sediaan Herbal Volume Keempat Edisi Pertama"
- Elizabeth Williamson, Samuel Driver, and Karen Baxter (2009)."Stockley's Herbal Medicines Interactions"
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1977)."Materia Medika Indonesia Jilid 1"
- Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2016)."Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Formularium Obat Herbal Asli Indonesia"
- Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2017)."Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/187/2017 Tentang Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia"
- Kementrian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2019)."Tanaman Obat Warisan Tradisi Nusantara untuk Kesejahteraan Rakyat"
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012)."Vademekum Tanaman Obat Untuk Saintifikasi Jamu Jilid 1 (Edisi Revisi)"
- Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2007)."Acuan Sediaan Herbal volume 3 edisi 1"
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008)."Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1"
- Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (2016)."Pegagan Centella asiatica (L.) Urb."
- World Health Organization Geneva (1999)."WHO Monographs on Selected Medicinal Plants Volume 1"