gambar artikel
Artikel

Perlukah Kita Memiliki Literasi Digital Herbal?

  • Created by: Jamoetics-oy
  • 2022-03-21

Hasil Survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2020 terhadap responden di 34 propinsi di Indonesia menunjukkan adanya tren peningkatan kecepatan, keterjangkauan dan ketersebaran akses internet, namun literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada level sedang (Katadata Insight Center, 2020). Penelitian Kurnia dkk (2020) menunjukkan bahwa kompetensi fungsional pada literasi digital, yaitu akses, seleksi, pemahanan, distribusi dan produksi, memiliki skor lebih tinggi dibandingkan dengan kompetensi kritis, yaitu analisis, verifikasi, evaluasi, partisipasi dan kolaborasi.

Literasi digital dapat didefinisikan sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital sehingga pengguna dapat melakukan berbagai aktivitas dengan media digital yang dilakukan secara produktif dan penuh tanggung jawab. Kominfo, Siberkreasi & Deloitte (2020) telah merumuskan empat area kompetensi literasi digital yang terdiri dari Cakap bermedia digital (Digital Skills), Budaya bermedia digital (Digital Culture), Etis bermedia digital (Digital Ethics) dan Aman bermedia digital (Digital Safety). Seseorang dianggap memenuhi keempat area kompetensi literasi digital saat ia mampu menggunakan perangkat atau sistem operasi digital dengan tetap memelihara serta membangun wawasan dan nilai kebangsaan, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, serta dengan tetap mengembangkan tata kelola etika digital dan meningkatkan kesadaran akan keamanan digital dalam kehidupan sehari-sehari.

Perkembangan teknologi digital pada saat ini juga memungkinkan kita untuk mengakses informasi herbal, sebagai bahan baku obat tradisional, melalui internet pada berbagai sumber di internet misalnya dari website, blog, dan media sosial. Penelitian awal Yunita dkk (2021) pada 70 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden (51,4%) memilih internet sebagai sumber informasi obat tradisional dan hanya sebagian kecil responden (5,7%) yang memilih dokumen tertulis berupa buku sebagai sumber informasi obat tradisional.

Tren penggunaan internet tersebut diiringi pula dengan membanjirnya informasi hoaks herbal atau informasi terkait herbal yang berisi hal-hal belum pasti atau bukan merupakan fakta. Sasaran informasi hoaks herbal dapat terkait dengan pengobatan penyakit, pencegahan penyakit, pemeliharaan fisik atau kesehatan serta untuk tujuan lain yaitu diagnosis penyakit. Dampak negatif dari penyebaran informasi hoaks tidak hanya merugikan masing-masing individu namun juga dapat menimbulkan kerugian yang lebih luas pada masyarakat misalnya terjadinya kegaduhan, ketidakamanan, ketidakpercayaan pada suatu pihak dan timbulnya reaksi berlebihan pada suatu fenomena yang dapat dimanifestasikan dengan tindakan yang di luar nalar misalnya kepanikan berbelanja (panic buying) terhadap herbal tertentu. Pada masa awal pandemi COVID-19 terjadi kelangkaan beberapa herbal karena adanya pembelian herbal tersebut secara besar-besaran oleh masyarakat yang diakibatkan adanya informasi hoaks bahwa herbal tersebut dapat menangkal virus SARS-Cov-2.

Berdasarkan fenomena tersebut literasi digital herbal perlu dipahami, dikembangkan menjadi suatu sikap dan perilaku sehari-hari, tidak hanya bagi masyarakat secara umum namun juga bagi pelaku usaha di bidang herbal atau usaha obat tradisional dan industri obat tradisional agar dapat mengenali, menyikapi dan mengendalikan penyebaran informasi hoaks. Peningkatan literasi digital herbal merupakan tanggung jawab individu, yang didukung dengan upaya – upaya strategis pemerintah, komunitas maupun organisasi terkait dalam pengendalian penyebaran informasi hoaks.

 

Sumber:

1.     Monggilo ZMZ et al. (2021). Cakap Bermedia Digital, Jakarta, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo.

2.     Ramli RR, 2020, Harga Jahe Hingga Temulawak Naik, ini Respons Mendag, Kompas.com, 05 Maret 2020, https://money.kompas.com/read/2020/03/05/090125626/harga-jahe-hingga-temulawak-naik-ini-respons-mendag?page=all

3.     Yunita O, Jimmy, Kristanto D, 2021, Herbal Digital, Surabaya, Revka Prima Media

4.     Yunita O, Heriwana FRP, Theterissa E, Jimmy, 2021, Availability and Information Needs of Traditional Medicine in Urban Community, Surabaya, Indonesia, the 7th International Conference on Biological Science (ICBS 2021), Universitas Gadjah Mada – Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, 15 Oktober 2021.