gambar tanaman banyak di halaman detail
gambar tanaman banyak di halaman detail
gambar tanaman banyak di halaman detail
gambar tanaman banyak di halaman detail
gambar tanaman banyak di halaman detail
gambar tanaman banyak di halaman detail
gambar tanaman banyak di halaman detail
gambar tanaman banyak di halaman detail

Teh


Nama Latin

Camellia sinensis (L.) Kuntze (1)


Sinonim

Camellia thea Link; C. theifera Dyer; C. assamica Wight; C. bohea (L.) Sweet; C. oleosa (Lour.) Rehder; C. viridis (L.) Sweet; Theabohea L`; T. cochinchinensis Lour; T. grandiflora Salisb; T. macrophylla Makino; T. oleosa Lour; T. parviflora Salisb; T. sinensis L; T. assamica Mast; T. cantoniensis Lour; T. chinensis Sims; T. viridis L.(2)


Nama Daerah

Teh (Jawa), Nteh (Sunda); Rembiga (Sasak), kore (Bima), Krokoh (Flores) Kapauk (Roti); Rambega (Bugis). (3)


Suku

Theaceae (1)


Deskripsi Bahan Alam

Perawakan berupa perdu sampai pohon rendah, berakar tunggang , tumbuh tegak, batang berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, duduk tersebar atau berseling, bertangkai pendek, helaian daun kaku seperti kulit dan tipis, bentuk elips sampai bulat memanjang, pangkal runcing, ujung runcing sampai meruncing, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, panjang daun 6-18 cm, lebar 2-6 cm, berwarna hijau dengan permukaan mengkilat, daun muda berambut halus. Bunga muncul dari ketiak daun, tunggal atau berpasangan, diameter bunga saat mekar 3-4 cm, harum. Kelopak bunga berambut halus, tetap mendukung perkembangan buah (tidak gugur). Mahkota bunga berwarna putih cerah, berlepasan. Benangsari banyak dalam berkas, kepala sari kuning, berbau harum. (2)


Bagian yang digunakan

- Bagian pucuk atau daun teh muda yang belum mekar. (2)


Kandungan Senyawa Aktif

- Daun teh mengandung fenol tidak kurang dari 0,51% dihitung sebagai asam galat.(1) kafein 2-3%, teobromin, teofilin, tanin, minyak atsiri dan natural flourida. Teh hijau mengandung polifenol seperti flavanol {katekin}, flavonol, flavandiol dan asam-asam fenolat . Katekin teh hijau adalah (- }-epigallokatekin-3-galat (EGCG), {- }-epigalokatekin {EGC}. (- }epikatekin-3-galat (ECG), {- }-epikatekin (EC) dan {+}-katekin. Dalam teh hitam pofenol mengalami polimerisasi oksidase katalis oksidatif membentuk bisflavarnol, teaflavin, terubigin dan oligomeroligomer lain. Teaflavin meliputi teaflavin sendiri. Teaflavin-3-galat dan teaflavin 3,3'-digalat. Tanin dalam daun teh mengandung zat epigalokatekin galat, yang mampu mencegah kanker lambung dan kerongkongan. Setiap 100 g daun teh mempunyai kalori 17 kJ dan mengandung 75-80% air, polifenol 25%, protein 20%, kabohidrat 4%, kafein 2,5-4,5%, serat 27% dan pektin 6%.(2) Alkaloid purin (metil santin): kafein, teobromin, teofilin; Saponin triterpen: aglikonbaringtogenol C, Rlbaringenol; Katekin: epikatekin, epigalokatekin, epigalokatekin galat, teaflavin, tearubigen; Flavonoid: kuersetin, kaemferol, mirisetin; Derivat asam kafeat: asam klorogenat dan teogalin; Minyak atsiri: linalool, 2-metil-hepta-2-en-6-on, a-ionon dan a-ionon.(3) Teh mengandung kafein (sekitar 1 hingga 5%), dengan jumlah yang sedikit xantin lain seperti teofilin dan teobromin. Teh juga mengandung flavonoid yang kandungannya bervariasi antara teh hijau (tidak difermentasi) dan hitam (difermentasi). Teh hijau tampaknya mengandung lebih banyak flavonoid jenis flavonol dibandingkan teh hitam. Teh hitam juga mengandung theaflavin, yang dihasilkan selama proses fermentasi. Flavonol lain yang ada termasuk quercetin dan kaempferol. Teh oolong mengandung beberapa flavon unik dikenal sebagai oolonghombisflavin. Teh juga mengandung hingga 24% tanin.(5) Teh juga mengandung EGCG (Epigallocatechin gallate) 57,12% berat, EKG (Epicatechin gallate) 15,74% berat, EGC (Epigallocatechin) 7,70% berat, EC (Epicatechin) 4,80% berat, GCG (Gallocatechin gallate) 4,25% berat, GC (Gallocatechin) <0,07% berat. Kafein <0,07% dalam berat, Selulosa 10,3% berat.(6)


Nama Simplisia

Camelliae Sinensidis Folium (1)


Pemerian Simplisisa

- berupa helaian daun berbentuk bulat telur memanjang sampai jorong, pangkal daun runcing, tepi bergerigi tajam, melekuk ke dalam, kaku, ujung meruncing, permukaan atas licin lebih mengilat, permukaan bawah kasar, pertulangan daun menyirip, dengan ibu tulang daun menonjol ke permukaan bawah; warna helaian daun hijau tua; tidak berbau; tidak berasa; lama kelamaan pahit dan kelat. (1)


Foto Simplisia

gambar simplisia di halaman detail

Foto Pemerian Simplisia


Kegunaan

- Daun teh digunakan untuk mengobati asma, diare, penyegar, dan menghaluskan kulit.(2)

- Tunas daun dan daun teh yang sangat muda digunakan sebagai stimulan dan diuretik, dapat dikaitkan dengan kandungan kafein. Daun teh juga digunakan sebagai zat untuk gangguan pencernaan, yang mungkin dikaitkan dengan: polifenol dan tanin. Teh sangat banyak digunakan untuk membuat minuman. Ekstrak teh hijau, yang kaya akan polifenol, tersedia sebagai suplemen. Ada juga salep yang mengandung ekstrak teh hijau (sinecatechins), yang digunakan untuk pengobatan genital warts.(5)

- Daun teh juga berguna dalam berbagai kondisi, termasuk pencegahan kanker, sebagian besar pada bukti epidemiologis yang relatif kecil, gangguan kardiovaskular, dan AIDS.(7)

- Teh hijau mengandung asam fenolik (yaitu asam galat) dan flavonoid (yaitu katekin) yang bertanggung jawab atas berbagai efek kesehatan, misalnya perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker.(8) Daun teh juga memilik efek mengurangi berat badan dan perubahan profil lipid dan obesitas terkait hormon peptida.(6)

- Pada penelitian tersamar ganda selama 12 minggu, ekstrak daun teh yang mengandung teaflavin dapat menurunkan kolesterol total serum, dan LDL-C. pada penderita hipokolesterolemia ringan sampai sedang. Sebanyak 220 relawan secara acak menerima 1 kapsul ekstrak daun teh (mengandung 75 mg teaflavin, 150 mg katekin dan 150 mg polifenol) secara oral setiap hari atau plasebo. Hasil menunjukkan, ekstrak daun teh yang mengandung teaflavin dapat menurunkan kolesterol total serum dan LDL-C berturut-turut sebesar 11,3% (p=0,01) dan 16,4% <p=0,0I).(3)

- Penelitian lain menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan dan penurunan yang konsisten dalam kolesterol total dan plasma LDL tingkat setelah 12 minggu pengobatan EGCG dosis tinggi dalam analisis dalam kelompok dengan toleransi pengobatan yang baik di antara subyek tanpa efek samping atau dengan efek samping.(6)

- Indikasi daun teh sebagai Antihipertensi, antidiabetes dan antioksidan.(2)

- Penyakit liver termasuk kanker hati, sirosis, dan fatty liver disease.(9)


Kontra Indikasi

Hati-hati penggunaan pada ibu hamil dan menyusui dikarenakan kandungan kafein pada daun the dapat menyebabkan gangguan tidur pada bayi.(3) Konsumsi teh hijau berlebihan akan menyebabkan kerusakan oksidatif DNA pada sel pankreas dan hati hamster, sehingga jika dikonsumsi berlebihan bersifat sebagai prooksidan dari pada antioksidan. Teh hijau sebaiknya tidak dikonsumsi oleh pasien dengan gangguan jantung dan penyakit pembuluh darah (kardiovaskuler) lainnya. Wanita hamil dan menyusui hanya diperbolehkan mengkonsumsi teh hijau maksimum 2 cangkir sehari, sebab kandungan kafein dalam teh hijau menyebabkan peningkatkan ritme jantung.(2) Kafein pada daun teh dapat merangsang susunan saraf pusat sehingga diperingatkan bagi orang dengan gangguan jantung, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan kadar gula darah dan menyebabkan insomnia. Konsumsi jangka panjang daun teh dengan kadar tanin tinggi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Penggunaan produk yang mengandung simplisa daun teh harus disertai olahraga teratur dan diet rendah kalori dan rendah lemak. (3)(9)


Efek Samping

Keracunan kafein kronis dapat terjadi bila minum 5 cangkir teh setiap hari yang setara dengan 600 mg kafein, akan memperlihatkan tanda-tanda seperti gangguan pencernaan (dispepsia), rasa lemah, gelisah, tremor, sukar tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala, pusing (vertigo), bingung, berdebar-debar, sesak nafas dan kadang- kadang sembelit.(2) Penggunaan dalam jumlah besar dapat menyebabkan kanker esofagus. Teh juga dapat mengganggu penyerapan zat besi. (4) Efek samping lain konsumsi berlebihan daun teh adalah alergi, laksansia, dan gangguan pencernaan lainnya karena kandungan tanin dan asam.(3) Efek samping lain adalah toksisitas liver, hepatocellular injury dengan peningkatan kadar bilirubin dan enzim hati alanin aminotransferase, menunjukkan idiosyncratic drug-induced liver injury daripada immunoallergic injury, daun teh menunjukkan peran protektif yang signifikan terhadapberbagai penyakit hati termasuk kanker hati, sirosis, dan fatty liver disease (9)


Interaksi

Vitamin K yang terdapat pada teh dapat bersifat antogonis terhadap antikoagulan warfarin. Karena warfarin memiliki indeks terapi yang sempit, pasien harus menghindari penggunaan teh dalam jumlah yang besar (lebih dari 4 cangkir/hari) dan harus mengkonsultasikan dengan dokter sebelum mengkonsumsi produk herbal ini. Penggunaan bersamaan obat-obatan yang bersifat basa dapat menyebabkan penghambatan penyerapan obat-obatan tersebut karena terjadi ikatan kimia dengan tanin yang terdapat dalam teh.(4) Kandungan kafein dapat mengganggu kerja obat antihipertensi, meningkatkan kadar plasma karbamasepin, dipiridamol dan klosapin. Kadar tanin tinggi dapat menggangu absorbsi obat serta zat besi. Penggunaan bersamaan efedra dengan teh dapat meningkatkan kejadian hipertensi serta stimulasi SSP (Susunan Syaraf Pusat). Teh juga dapat meningkatkan resiko pendarahan jika digunakan bersamaan dengan obat-obat antikoagulan dan antiplatelet.(3) Teh + Alprazolam, ekstrak teh hijau tidak mempengaruhi farmakokinetik alprazolam. Teh + Anti hipertensi, teh hitam dan teh hijau dapat menyebabkan sedikit peningkatan tekanan darah, yang dapat merugikan pengobatan hipertensi. Teh + Obat antiplatelet, teh khususnya katekin teh hijau, mungkin memiliki beberapa efek antiplatelet, yang mungkin menjadi tambahan bagi obat antiplatelet konvensional. Teh + Buspiron, katekin teh hijau hanya memiliki efek sederhana pada farmakokinetik buspirone. Teh + Kafein, katekin teh hijau tampaknya tidak mempengaruhi farmakokinetik kafein. Teh + Siklosporin atau Tacrolimus, katekin teh hijau tampaknya tidak mempengaruhi kadar siklosporin, dan dapat melindungi terhadap efek ginjal yang merugikan dari siklosporin dan tacrolimus. Teh + Dekstrometorfan, katekin teh hijau tampaknya tidak mempengaruhi farmakokinetik dekstrometorfan. Teh + Flurbiprofen, teh hitam tampaknya tidak memiliki efek yang relevan secara klinis pada farmakokinetik flurbiprofen. Teh + Susu tampaknya tidak mempengaruhi penyerapan flavonoid atau katekin dari teh, menunjukkan bahwa penambahan susu tidak merusak efek antioksidan teh. Teh + Obat-obatan herbal; Lada, interaksi antara teh hijau dan lada didasarkan pada bukti eksperimental saja. Teh + Irinotecan, informasi mengenai penggunaan teh hijau dengan irinotecan didasarkan pada bukti eksperimental saja. Teh + Senyawa besi, teh hitam tampaknya mengurangi penyerapan zat besi dan dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Teh hijau tampaknya memiliki efek yang jauh lebih kecil, jika ada. Teh + Losartan, ekstrak teh hijau tampaknya tidak mempengaruhi farmakokinetik losartan. Teh + Warfarin dan obat-obatan terkait, laporan kasus menunjukkan bahwa teh dapat mengurangi INR sebagai respons terhadap warfarin.(5)


Referensi

- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017)."Farmakope Herbal Indonesia Edisi II"

- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012)."Vademekum Tanaman Obat untuk Saintifikasi Jamu Jilid 3"

- Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2010)."Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima Edisi Pertama"

- Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2008)."Acuan Sediaan Herbal Volume Keempat Edisi Pertama"

- Elizabeth Williamson, Samuel Driver, and Karen Baxter (2009)."Stockley's Herbal Medicines Interactions"

- I-Ju Chen, Chia-Yu Liu, Jung-Peng Chiu, Chung-Hua Hsu (2015)."Therapeutic effect of high-dose green tea extract on weight reductio n: A randomized, double-blind, placebo-controlled clinical trial"

- J. K. Aronson (2009)."Meyler's Side Effect of Herbal Medicines"

- Alejandra M Preciado-Saldana, J Abraham Domınguez-Avila, J Fernando Ayala-Zavala, Monica A Villegas-Ochoa, Sonia G Sayago-Ayerdi, Abraham Wall-Medrano, AF Gonzalez-Cordova and Gustavo A Gonzalez-Aguilar (2019)."Formulation and characterization of an optimized functional beverage from hibiscus ( Hibiscus sabdariffa L.) and green tea ( Camellia sinensis L.)"

- Zoë Gardner Michael McGuffin (2013)."American Herbal Product Association's Botanical Safety Handbook"