Nama Latin
Andrographis paniculata (Burm.f) Ness [3]
Sinonim
Andrographis subspathulata C.B. Clarke, Justicia latebrosa Russ., J. paniculata Burm.f., J. Striata Lam. ex Steud [1]
Nama Daerah
Sumatera: Ampadu (Minangkabau), pepaitan (Melayu). Jawa: Bidara, sadilata, sambiloto, takila (Jawa), ki oray, ki peurat, takilo (Sunda) [1]
Suku
Acanthaceae [3]
Deskripsi Bahan Alam
Perawakn terna tegak, sangat pahit, tinggi 40-90 cm. Percabangan banyak dengan letak berhadapan, cabang berbentuk segi empat gundul. Daun tunggal, helaian berbentuk lanset, ujung dan pangkal daun runcing sampai agak runcing, tepi daun rata, panjang 3-12 cm, lebar 1-3 cm, tangkai daun 0,25-0,50 cm, daun bagian ujung sebagai daun pelindung. Susunan bunga majemuk malai, tegak, bercabang-cabang, tangkai bunga 3-7 mm, kelopak bunga 3-4 mm. Bunga berbibir, tabung mahkota lurus, panjang 6 mm, cuping mahkota kurang-lebih sama dengan tabung mahkota, bibir atas berwarna [utih berujung kuning panjang 7-8 mm, bibir bawah berbentuk pasak, berwarna ungu, panjang rata-rata 6 mm. Kepala sari sempit melebar di bagian pangkal, panjang 6 mm. Buah kapsul, berbentuk lanset memipih, membuka secara longitudinal, ujung tajam, berambut kelenjar pendek, panjang rata-rata 1,75 cm, lebar 3,5-4 mm, biji 3-7 buah [1].
Bagian yang digunakan
- Herba [3]
Kandungan Senyawa Aktif
- Kadar angrafolid Tidak kurang dari 0,50% [3].
- Kandungan utama adalah lakton diterpen termasuk andrografolid, deoksiandrografolid, neoandrografolid, andrografisid, deoksiandrografisid dan andropanosid. Senyawa diterpen termasuk andrografolid, isoandrografolid, 14-deoksiandrografolid (DA), 14-deoksi 11,12-didehidroandrografolid (DDA), 14-deoksi-11-oksoandrografolid, neoandrografolid, di-deoksiandrografolid (andro-grafisid), 14 deoksiandro-grafosid (andropanosid), andrograpanin, deoksiandrografolid-19-D-glukosid, 14-deoksi-11,12 dihidroandrografisid, 6’-asetil-neoandrografolid, bis-andrografolid A,B,C,D. Dari akar sambiloto diisolasi satu senyawa flavones glukosida, andrografidin A dan 5 flavon glukosida, andrografidin B,C,D,E,F bersama 5-hidroksi-7,8,2’,3’-tetrametoksiflavon, dan 7,8-dimetoksi-5 hidroflavon. Daun dan cabang : lakltone, berupa deoksi-andrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11, 12 didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Akar : flavonoid, berupa polimetoksiflavon, andrografin, panikolin, mono-o-metilwitin dan apigenin-7,4-dimetil eter, alkan, keton, aldehid, kalium, kalsium, natrium, asam kersik. Andrografolid 1 %, kalmegin (zat amorf), hablur kuning, pahit sampai sangat pahit [4].
Nama Simplisia
Andrographidis Paniculatae Herba [3]
Pemerian Simplisisa
- Berupa batang, daun, bunga, buah dan biji, batang tidak berambut, persegi empat, daun berupa lembaran, melekuk bentuk lonjong sampai lanset, rapuh, tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, tepi rata, ujung runcing sampai meruncing, tipe buah kotak, bentuk jorong, pangkal dan ujung tajam, terdapat sudut-sudut buah, kadang-kadang pecah secara membujur, biji agak keras dengan tonjolan; daun berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, buah hijau tua hingga hijau kecoklatan, biji cokelat muda; tidak berbau, rasa sangat pahit [3].
Foto Simplisia
Foto Pemerian Simplisia
Kegunaan
- Diuretik, antipiretik [2]
- Mengurangi rasa sakit akibat gigitan ular dan serangga, dikombinasi dengan kumis kucing (Ortosiphon aristatus) pada penyembuhan kencing manis, rebusannya untuk mengatasi demam, gatal kulit, desentri, tifus, kolera, gangguan saluran nafas, bengkak kaki, vitiligo dan wasir. Kegunaan lain adalah untuk gangguan saluran cerna, tekanan darah tinggi, encok, raja singa, sakit haid, gangguan haid, gangguan hati dan penyakit kuning [1].
- Penggunaan yang didukung oleh data klinis Profilaksis dan pengobatan simtomatik infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu biasa dan sinusitis tanpa komplikasi, bronkitis dan faringotonsilitis, infeksi saluran kemih bagian bawah dan diare akut; Penggunaan dijelaskan dalam farmakope dan dalam sistem pengobatan tradisional Pengobatan disentri basiler, bronkitis, bisul, radang usus besar, batuk, dispepsia, demam, hepatitis, malaria, sariawan, koreng, TBC dan gigitan ular berbisa ; Penggunaan yang dijelaskan dalam pengobatan tradisional, tidak didukung oleh data eksperimental atau klinis Pengobatan kolik, otitis media, vaginitis, penyakit radang panggul, cacar air, eksim dan luka bakar [8].
- Imunostimulan [5]
- Antikanker [6]
- Membantu meredakan demam, diare akut dan imunostimulan [1]
- Antipiretik [4]
- Antitusif [11]
Kontra Indikasi
Herba sambiloto dapat menyebabkan alergi pada pasien yang peka terhadap famili Acanthaceae. Herba sambiloto sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, serta tidak diberikan pada anak-anak tanpa pengawasan tenaga medis [1].
Efek Samping
Ekstrak sambiloto dengan dosis 75, 150, dan 225 mg/mencit/hari selama masa organogenesis, yaitu hari ke-6 hingga 13 kebuntingan, menunjukkan bahwa ekstrak daun sambiloto menyebabkan cacat kaki bengkok, kelainan costae (costa tambahan dan costae berfusi), serta menghambat penulangan metacarpus, metatarsus dan vertebrae caudales [1]. Alergi pada pasien yang peka terhadap famili Acanthaceae. Pernah ada laporan urtikaria setelah minum rebusan sambiloto. Aman dan ditoleransi baik pada dosis yang direkomendasikan. Dosis besar menimbulkan rasa tidak enak di abdomen, vomitus dan anoreksia, mungkin karena rasa pahit andrographolide [4].
Interaksi
Sambiloto mempunyai efek sebagai antiplatelet, sehingga dimungkinka terjadinya interaksi dengan obat-obat antiplatelet dan antikoagulasi. Ekstrak herba sambiloto memiliki efek sinergis dengan isoniazid [1]. Hindari penggunaan jangka panjang bersamaan obat imunosupresan. Hati-hati pada pasien kardiovaskular, bila dikonsumsi bersamaan obat antiplatelet atau antikoagulan karena sambiloto dapat menghambat agregasi platelet. Dengan daun salam dapat menurunkan kadar gula darah lebih stabil. Ekstrak berefek sinergis dengan isoniazid [4]. Penggunaan herba sambiloto dalam kombinasi dengan daun salam menurut data etnofarmakologi dapat memberikan hasil lebih baik berupa Andrographidis Paniculatae Herbae penurunan kadar gula darah yang lebih stabil. Ekstrak herbasambiloto kemungkinan memiliki efek sinergis dengan isoniazid. Sambiloto memiliki efek hipotensif dan antiplatelet sehingga dapat meningkatkan efek obat-obat antihipertensi dan antiplatelet [7]. Hati-hati pada pasien yang diterapi antikoagulan seperti warfarin atau heparin, atau obat anti-platelet seperti ibuprofen karena kemungkinan inhibisi agregasi platelet oleh Andrographis [4]. Bersamaan dengan obat imunosupresan.11 Hati-hati pada pasien kardiovaskular, jika mengkonsumsi bersamaan dengan obat antiplatelet atau antikoagulan karena sambiloto dapat menghambat agregasi platelet [6].
Referensi
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017)."Farmakope Herbal Indonesia Edisi II"
- Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2010)."Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima Edisi Pertama"
- Elizabeth Williamson, Samuel Driver, and Karen Baxter (2009)."Stockley's Herbal Medicines Interactions"
- Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2016)."Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Formularium Obat Herbal Asli Indonesia"
- Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (2012)."Acuan Sediaan Herbal Volume Ketujuh Edisi Pertama"
- Kementrian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2019)."Tanaman Obat Warisan Tradisi Nusantara untuk Kesejahteraan Rakyat"
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012)."Vademekum Tanaman Obat Untuk Saintifikasi Jamu Jilid 1 (Edisi Revisi)"
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1979)."Materi Medika Jilid III"
- Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2007)."Acuan Sediaan Herbal volume 3 edisi 1"
- WHO (2002)."WHO Monographs on Selected Medicinal Plants Volume 2"
- Gabriela Nosál’ováa, Sujay Kumar Majeeb, Kanika Ghoshb, Washim Rajab,Udipta Ranjan Chatterjeeb, L’udovít Jureˇceka, Bimalendu Rayb. (2014)."Antitussive arabinogalactan of Andrographis paniculata demonstratessynergistic effect with andrographolide"