Seringkali kita berpikir bahwa penggunaan herbal dianggap relatif aman, bahkan data-data interaksi herbal dengan obat cukup jarang dijumpai dibandingkan dengan data interaksi obat secara umum. Padahal interaksi antara herbal dengan obat dapat terjadi, baik yang menunjukkan efek sinergis maupun efek antagonis. Efek sinergis adalah efek yang menguntungkan dan diupayakan terjadi, yang dievaluasi dengan berbagai metode, baik dilakukan secara eksperimental maupun dengan pendekatan komputasi untuk memprediksikan interaksi antara obat dengan herbal, sedangkan efek antagonis adalah efek yang cenderung merugikan bahkan dapat menimbulkan efek yang perlu diwaspadai. Secara umum obat dan herbal dapat berinteraksi melalui tiga mekanisme yaitu interaksi farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik.
Interaksi herbal dengan obat perlu diwaspadai terutama pada beberapa kelompok populasi khusus dan kelompok yang memiliki gangguan kesehatan tertentu. Kelompok populasi khusus yang perlu dipantau dalam hal interaksi herbal dengan obat adalah lansia, anak-anak, wanita khususnya ibu hamil dan menyusui. Kelompok dengan gangguan kesehatan tertentu yang perlu dipantau dalam hal interaksi herbal dengan obat adalah pasien yang sedang menerima antikoagulan, obat kardiovaskular, obat psikiatri, pencahar (bulk laxatives), obat diabetes dan pengobatan HIV.
Jadi.... mari kita tetap bijak menggunakan herbal, apalagi jika kita mengkonsumsi herbal bersama dengan obat-obat tertentu.
Salam Sehat Jamoetics.
Sumber: Interaksi Obat dengan Herbal, in: Interaksi Obat, Obat-Herbal, Farmakogenetik dan Aplikasi Klinisnya, Surabaya, Direktorat Penerbitan & Publikasi Ilmiah Universitas Surabaya, 2020.