gambar artikel
Artikel

Herbal sebagai Adjuvant Vaksin

  • Created by: Jamoetics-oy
  • 2022-02-03

Sejak akhir Januari 2022, penambahan kasus baru COVID-19 telah menunjukkan lonjakan hingga di atas 10 ribu kasus. Lonjakan itu juga disumbang oleh adanya gelombang sebaran kasus varian Omicron di Indonesia. Sementara itu pada pertengahan Januari 2022 Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Direktur Rumah Sakit serta Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di seluruh Indonesia untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19 dosis lanjutan (booster).  

Salah satu komponen dalam vaksin yang mampu merangsang respon imun dengan mengonsentrasikan antigen pada tempat pemajanan dan menginduksi sitokin adalah adjuvant. Bahan yang sering digunakan sebagai ajuvan vaksin adalah aluminium hidroksida, namun saat ini beberapa herbal telah diteliti untuk digunakan bersama dengan vaksin dalam meningkatkan respon imun secara cepat dan kuat atau yang seringkali disebut sebagai Herbal Adjuvant.

Potensi herbal adjuvant didukung oleh berbagai hasil penelitian yang menunjukkan efek herbal yang digunakan bersama dengan beberapa jenis vaksin misalnya vaksin influenza dan hepatitis melalui ikatan pada berbagai reseptor di permukaan sel imun dan selanjutnya mengaktivasi berbagai jalur sinyal transduksi yang berbeda. Review sistematik terbaru yang dilakukan oleh Wan dkk. dan dipublikasikan pada 15 Januari 2022 di jurnal Carbohydrate Polymers menunjukkan bahwa kandungan polisakarida dalam herbal memiliki efek meningkatkan respon imun yang baik dan secara simultan memperbaiki imunitas humoral, seluler dan mukosal. Data eksperimental yang menyeluruh dapat mendukung kandidat herbal ideal sebagai ajuvan dengan menurunkan regulasi respon inflamasi dan memperkuat respon adaptif primer dan memori sehingga dapat meningkatkan efikasi vaksin. Potensi polisakarida dalam herbal tersebut, didukung dengan karakteristiknya yang alami dan relatif aman dibandingkan dengan ajuvan vaksin sintetis, menjanjikan adanya upaya eksplorasi lebih lanjut tentang polisakarida sebagai alternatif ajuvan untuk vaksin, terutama untuk mengatasi keterbatasan teknologi dalam ekstraksi dan pemurnian polisakarida dalam herbal.


Sumber:

1.     "Indonesia Resmi Masuk Gelombang Ketiga, Kasus Covid Tembus 16 Ribu", 01 Februari 2022, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220201152728-20-753739/indonesia-resmi-masuk-gelombang-ketiga-kasus-covid-tembus-16-ribu.

2.     Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2022, Edaran tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster), Nomor: HK.02.02/II/252/2022.

3.     Yunita O, 2021, Bioteknologi Farmasi, Edisi Khusus Pandemi COVID-19, Jakarta, Penerbit Erlangga.

4.     Sakure S, Negi VD, Mitra SK, Nandakumar KS, Chakravortty D, 2008, Vaccine with herbal adjuvant—A better cocktail to combat the infection, Vaccine 26, 3387–3388

5.     Wang D, Liu Y, Zhao W, 2021, The Adjuvant Effects on Vaccine and the Immunomodulatory Mechanisms of Polysaccharides From Traditional Chinese Medicine, Frontiers in Molecular Biosciences, 8: 655570, 1-10.

6.     Wan X et al., 2022, Polysaccharides derived from Chinese medicinal herbs: A promising choice of vaccine adjuvants, Carbohydrate Polymers Volume 276: 118739